Melodi Senja
Aku
menyukai senja. Bahkan, senja ada dalam bagian hidupku, yaitu namaku. Aku
menyukai musik. Bahkan, musik ada dalam bagian hidupku, yaitu namaku. Namaku
adalah Melodi Senja. Aku menyukai seseorang untuk pertama kalinya saat
bayangannya terbentuk oleh sinar mentari senja.
“Kak,
aku menyukaimu.” Aku mengucapkan kata itu untuk pertama kali padanya.
Dia
tersenyum dan mengusap rambutku.
“Aku
sudah punya pacar.” Senyumku yang mengembang, mengempis seketika.
“Untuk
sekarang, kita berteman saja, ya.” Aku menahan air mata.
Dia
berbalik. Melangkah menerobos cahaya senja belakang sekolah. suara musik dari
ruang musik melantunkan melodi sedih.
“Mudah
sekali kamu mengatakan itu. Bahkan, kamu tidak peduli terhadap perhatianku.
Bahkan, dalam hal kecil kamu mungkin tidak tahu namaku,” teriakku.
“Melodi...
Senja...” gumamnya. Namun, aku mendengar jelas bahwa dia menyebut namaku.
Sekarang
hingga selamanya, aku akan mempunyai kenangan buruk tentang senja dan melodi.
Namun, aku tidak akan membenci kedua hal itu. Alasannya sederhana, dia
mengetahui namaku. Hal yang paling aku syukuri dari hidup di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semua orang bisa berkomentar